Nov 16, 2014

Kampung Deret

Awalnya, saya memiliki pikiran yg pesimis terhadap program slum upgading-nya Pemprov DKI Jakarta,  program yg dirancang dalam bentuk Program Bantuan Sosial Perbaikan Ruman atau yg lebih dikenal sebagai kampung deret. 

Hal yg mendasari pesimisme saya adalah: 

Pertama, warga yg dijadikan sasaran program merupakan warga miskin yg sdh menetap lama di daerah slum. Artinya, mereka merupakan sebuah kelompok yg terperangkap dlm kemiskinan. 

Program perbaikan fisik lingkungan tanpa diiringi dg transformasi sosial ekonomi dan budaya dlm masyarakat seperti yg diterapkan pada kampung deret, dlm banyak kasus akan mengalami kegagalan. Di mana pemukiman yg sudah ditata secara perlahan akan kembali kumuh.

Kedua, program dilaksana secara tergesa2 tanpa suatu kajian yg memadai. Padahal, terkait penataan kampung kumuh DKI Jakarta telah memiliki sejarah yg sangat panjang dan berhasil. Penolakan masyarakat dan rendahnya realisasi target program pada awal pelaksaannya, mengindikasikan lemahnya perencanaan program.

Namun, penilaian saya berubah, setelah melihat secara langsung, bagaimana bersuka citanya mereka mendapatkan rumah yg lebih indah, udara yg segar, sanitasi yg baik dan lingkungan yg bersih.  

Pertanyaan yang kemudian mengganjal dalam pikiran saya adalah: Berapa lama mereka dpt mempertahankan dlm lingkungan tempat tinggal yg nyaman tersebut? Mengingat masyarakat miskin terlebih dahulu akan memilih mengorbankan  kenyamanan tempat tinggalnya dlm menyiasati kesulitan ekonomi. Serta Intervensi kebijakan seperti apa yg diperlukan agar masyarakat dpt mempertahankan perbaikan yg telah dicapai?

Adalah tugas pemerintah menjamin hak warga negara atas tempat tinggal yang layak.


No comments: