Sep 28, 2005

Dunia Berantakan...

Dunia Berantakan!!!

Dunia yang Berantakan! Itu yang kurasakan beberapa hari ini tentang keadaan dunia di sekelilingku. bagaimana tidak, Virus AI (H5N1) telah menyebar kemana-mana tapi anehnya pemerintah tidak mengambil tindakan yang berarti. Hanya mengeluarkan himbauan yang bersifat menenangkan dan bahkan sebenarnya bersifat menipu. Kita ditenangkan dengan menyatakan bahwa Virus AI akan sulit menular pada manusia, cukup dengan masak diatas suhu 100 derajat celcius dan sebagainya.

Padahal menurut beberapa pakar virus tersebut sangat cepat melakukan mutasi genetik sehingga sekarang telah mampu menembus barrier antar spesies. Misalnya: Kucing yang memakan ayam yang terjangkiti H5N1 akan dapat menjadi carrier bagi penyebaran virus di samping itu penuluran juga dapat dilakukan melalui udara. Seorang Peneliti dari Guan China yang pertama kali melakukan penelitian terhadap Virus ini sangat mengkhawatirkan terjadinya epidemic Global bahkan ia sangat yakin akan terjadinya hal ini.

Terhadap hal ini, aku sedikit kesal dengan pandangan para pedagang ayam melalui asosiasinya yang menolak pemerintah memasukan serangan wabah ini menjadi KLB karena mengkhawatirkannya dampaknya terhadap usaha mereka. Mungkin di kepala mereka hanya ada perhitungan untung rugi tanpa peduli keselamatan orang lain bahkan mungkin diri mereka sendiri dan keluarganya. Aku telah mulai Boikot makan ayam dan produk turunannya dan mulai kesulitan mencari makanan penggantinya :-(

Kejadian lain yang membuatku cemas adalah kenaikan BBM yang sangat Drastis, menurut beberapa sumber sebesar 75%. Persoalannya adalah karena subsidi untuk BBM tahun ini telah mendekati batas yang ditetapkan sehingga untuk beberapa bulan ke depan sudah tidak ada lagi subsidi bagi pembelian BBM. Kenapa kok anggaran dibuat dengan semudah itu? apa gak ada mekanisme lain sehingga rakyat tidak makin susah? apalagi program-program kompensasi yang sangat populis kelihatannya akan sulit mencapai sasaran. Misalnya subsidi pendidikan, jika diperhatikan dalam prakteknya tidak terlaksana. Penyebabnya adalah sistem birokrasi kita terlalu lamban untuk menutupi celah-celak praktek mencari keuntungan dari pihak sekolah dan guru-guru rakus. Misalnya setelah semua biaya BOS dan BOP (Jakarta) diberikan, ternyata masih ada peluang untuk melakukan pungutan dalam bentuk kegiatan les dan ekstrakurikuler.

Kemudian kebijakan untuk memberikan uang 100 ribu sebulan juga hampir pasti akan gagal karena pendataan untuk keluarga miskin belum selesai dan mengadung sangat banyak persoalan dalam penyalurannya. JPK Gakin dan PPMK (Jakarta) tidak berjalan karena persoalan pendataan keluarga miskin yang lemah sehingga akan sangat rawan terjadinya manipulasi data oleh pejabat yang berwenang dalam proses penyalurannya. Jadi hampir pasti kesejahteraan rakyat kecil akan kembali tergerus dengan kebijakan ini.

Tentang kenaikan BBM sebenarnya aku setuju dengan adanya mekanisme penyesuaian harga. Faisal Basri dalam sebuah diskusi juga sangat menganjurkan kenaikan harga BBM, menurutnya akan ada mekanisme adaptasi dari masyarakat. Akan tetapi, menurutku proses adaptasi ini baru dapat dilaksanakan dengan perlahan. Oleh karenanya, kenaikan BBM pun harusnya juga dilaksanakan secara bertahap serta dilakukan dengan penjadwalan yang jelas, misalnya kenaikan setiap 3 bulanan atau setiap bulan seperti pada masa pemerintahan Megawati. Dengan demikian, dunia usaha dan rakyat kecil dapat bernapas dan beradaptasi.

Kejadian menurunnya nilai tukar rupiah juga mengkhawatirkan, cobalah cek di situs BI kenapa kok laporan cadangan Devisa kita sejak bulan Juli tidak lagi diumumkan setiap bulan kepada publik seperti biasanya???

Hal ini membuktikan bahwa penyelenggaraan negara kita berantakan dan itu semua menjadikan dunia kita juga berantakan...

Sep 19, 2005

Refleksi dan mimpi

Ketakutan untuk menjadi Zombie? itulah yang membebani pikiranku sejak tadi pagi. Zombie dalam artian sesuatu yang bertindak dan berpikir bukan untuk dirinya sendiri. Secara praktis paling tidak dari jam 9 sampai jam 5 sore kita telah benar-benar kehilangan kontrol terhadap diri kita. dengan kata lain kita telah menjual diri kita. Tapi sebenarnya lebih dari jam-jam itu kita telah menjual seluruh hidup kita bukan?...