Nov 1, 2012

Pas Photo Baru

Saya cenderung untuk tidak berpikir negatif, mudah percaya, berempati serta berusaha melihat berbagai hal dari sudut pandang orang lain.  Saat seseorang melakukan perbuatan keliru, saya berusaha untuk memahami mengapa dia melakukan perbuatan tersebut?  Alasan apa yang melatarbelakangi perbuatan tersebut? Dalam posisi apa ia melakukan perbuatan itu? Pilihan apa yang dia miliki sehingga dia harus melakukan perbuatan tersebut?  Pada akhirnya, perbuatan-perbuatan tersebut dapat saya pahami dan maafkan, bahkan apabila kekeliruan dilakukan berkali-kali, saya hanya bisa berpikir "manusia wajar salah dan keliru, di lain waktu dia akan lebih baik lagi".  

Dalam proses memahami orang lain, suatu saat saya menyadari bahwa ada orang yang memang tidak perlu dimaafkan sama sekali, seseorang yang melakukan perbuatan jahat dan hal-hal buruk karena kebencian, karena dia tidak mengenal apa yang dinamakan cinta? Apa yang dinamakan kebaikan? Apa yang dinamakan ketulusan? Seseorang (makhluk) yang menganggap kita sebagai mangsa yang harus dihancurkan dan dimusnahkan.  Dalam dunia yang saya geluti, sayangnya, saya menemukan begitu banyak makhluk seperti itu, pengetahuan yang kemudian membuat saya menjadi sangat waspada, was-was dan tidak boleh melakukan kesalahan ataupun kebodohan sedikitpun.  

Sikap batin yang demikian pasti akan tercermin pada tubuh dan wajah kita,   tidaklah heran saat saya mengganti pas photo lama saya (diambil saat selesai kuliah) dengan pas photo baru, saya merasakan bahwa dunia telah merubah saya, tidak hanya dalam diri saya tapi juga penampakan luar.  Terkadang saya merindukan diri saya yang selalu resah, mata yang selalu bertanya-tanya, pikiran yang tidak pernah berhenti mencari jawaban, dan hati yang selalu bergejolak.